OPSINTB.com | News References

Headline

Politik

Hukum

Nasional

20/05/25

Angka pernikahan anak di NTB masih tinggi

 
Angka pernikahan anak di NTB masih tinggi

OPSINTB.com - Jumlah pernikahan usia anak di Nusa Tenggara Barat (NTB) masih tinggi. Kondisi ini menjadi keprihatinan bersama, sebab membawa dampak negatif yang serius terhadap masa depan generasi muda.


“Ini bukan berita yang membahagiakan. Kita cukup prihatin melihat masih tingginya angka pernikahan anak di NTB,” ucap Ketua TP PKK dan Ketua Tim Pembina Posyandu NTB, Hj Sinta Agathia Iqbal, ditemui usai menghadiri acara Gawe Gubuk Layanan Integrasi Perlindungan Anak, Pencegahan Perkawinan Anak di Lendang Nangka, Selasa (20/5/2025).


Upaya menekan angka pernikahan anak tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah. Perlu adanya sinergi dari berbagai pihak, termasuk lembaga swadaya masyarakat (LSM), terutama peran aktif dari masyarakat.


Oleh karena itu, pihaknya bekerja sama untuk mengetuk hati orang-orang di sekitar, agar mau turun langsung memberikan edukasi kepada anak. Supaya mereka tidak lagi menganggap pernikahan di usia anak adalah solusi dari permasalahan. 


Dari sisi regulasi, kata dia, sebenarnya aturan yang ada sudah cukup kuat. Namun, tantangan datang dari praktik nikah siri yang masih kerap dijadikan jalan pintas ketika pernikahan resmi terhambat oleh hukum.


"Di sinilah kami bekerja sama dengan para tokoh masyarakat dan tokoh agama, karena faktanya ada saja yang justru membantu agar pernikahan dini ini tetap bisa terjadi,” pungkasnya. (zaa)

Retret kepala desa baru di Lombok Tengah masih dikaji

 
Retret kepala desa baru di Lombok Tengah masih dikaji

Foto: Pelantikan 24 kepala desa terpilih Pilkades serentak 2025 di Ballroom Kantor Bupati Lombok Tengah, 24 April 2025.


OPSINTB.com - Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Lombok Tengah, Lalu Rinjani mengatakan, retret 24 kepala desa terpilih hasil Pilkades serentak akhir Februari 2025 lalu masih dalam kajian.


''Ya, masih dikaji,'' kata dia pada opsintb.com, Selasa (20/5/2025).


Mantan Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah itu menambahkan, kajian dimaksud ialah soal pendanaan. Apakah akan menggunakan APBD, dan atau sumber dana lainnya.


''Sebab, biayanya tidak sedikit,'' tambahnya.


Terkait retret sendiri, Wakil Bupati Lombok Tengah, HM Nursiah menyatakan, retret penting bagi para kepala desa yang dilantik 24 April lalu.


''Retret ini penting bagi kepala desa baru nggih, karena mereka butuh pembekalan: ilmu, disiplin, dan fisik juga,'' kata Nursiah, Jumat minggu kemarin.


Retret juga dimaksudkan untuk membina para kepala desa agar selama masa periode kepemimpinan mereka; dapat menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya.


Selain itu, kepala desa juga akan memahami tugas dan kewajibannya, memahami hukum, paham soal disiplin, serta paham tanggung jawabnya kepada masyarakat.


''Retret bagus! Tinggal disiapkan siapa nanti jadi instruktur, narasumber, dan pendanaannya,'' sebut Nursiah.


Sebelumnya pada 24 April lalu, Bupati Lombok Tengah, H Lalu Pathul Bahri melantik 24 kepala desa hasil Pilkades serentak akhir Februari 2025. Acara pelantikan berlangsung di ballroom kantor bupati setempat.


Bupati juga saat itu menekankan pentingnya retret agar para kepala desa tidak terjerumus atau salah dalam pemanfaatan dan pengelolaan dana desa.


''Entah retret nanti kita laksanakan di Kampus IPDN NTB atau di mana,'' ujar Pathul kala itu. (wan)

Pemdes Bagik Payung Selatan siap bentuk KMP

 
Koperasi merah putih kmp

OPSINTB.com - Pemerintah Desa (Pemdes) Bagik Payung Selatan, Kecamatan Suralaga, siap membentuk Koperasi Merah Putih (KMP). Program prestisius Presiden Prabowo Subianto itu, diyakini bisa membawa dampak positif bagi masyarakat.


Ditemui di ruang kerjanya, Kepala Desa Bagik Payung Selatan, Abdul Manan menyebut, KMP sebagai perkara baru. Dari penjelasan yang didapati dari zoom meeting dengan kementrian terkait, program itu disebutnya sangat baik.


"Kami akan bentuk KMP pada hari Kamis," kata Abdul Hanan, Selasa (20/5/2025).


Menurutnya, sebagian besar desa sangat merespons baik program tersebut. Tujuannya ialah untuk kepentingan ekonomi masyarakat.


Keberadaan KMP, lanjutnya, merupakan program nyata untuk membangun sifat gotong royong. Seperti cita-cita bangsa Indonesia.


Dalam pembentukannya, kementrian menekan agar melibatkan semua pihak. Mulai tokoh agama hingga pengusaha di desa, bila perlu masukan menjadi anggota.


Program ini menekan kegiatan simpan pinjam, yang anggotanya memiliki simpanan pokok dan wajib. 


"Setelah saya baca dampaknya besar, salah satunya menyadarkan masyarakat untuk menabung," katanya.


Terlebih lagi memudahkan masyarakat untuk mengakses permodalan. Ketimbang berurusan dengan bank keliling dengan setoran yang sangat besar.


Pihaknya menargetkan bagi masyarakat berekonomi lemah dan pedagang asongan.


Pihaknya berencana, akan mengambil keuntungan 3 persen. Dalam seminggu, diperkirakan warga hanya butuh Rp 30 hingga Rp 38 ribu setoran.


Pedagang kaki lima misalnya, dalam perharinya bisa mendapatkan uang per harinya hingga Rp 200 ribu.


Namun demikian, mengambil pengalamannya dari program PNPM, masyarakat dengan kelompoknya mengambil pinjaman yang besar dari Rp 20 hingga Rp 30 juta.


Sebagian masyarakat berasumsi lantaran ini anggaran pemerintah, rentan terjadinya macet.


"Kalau pun dia jadi KMP ini dengan program simpan pinjam, mungkin dibutuhkan jaminan atas pinjamannya," ucapnya.


Selain simpan pinjam, pihaknya juga berencana mengembangkan pertanian melalui pengadaan bibit. Hal itu disebutnya sesuai dengan keinginan presiden. 


Di Bagik Payung Selatan, ucap dia, sudah ada beberapa warga yang menangani hal itu. Bahkan petani setempat ditawarkan agar menyemai bibit hingga 250 ribu, yang akan diambil oleh Dinas Pertanian.


"Mungkin bisa saja KMP ini kami sandingkan dengan Dinas Pertanian, bibit ini sebagai unit usaha," bebernya. (kin)

Dr Sujita soroti peran pemuda dalam pembangunan: Unggul di teknologi, lemah di karakter?

 
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Mataram (Unram), Dr Sujita

OPSINTB.com - Masih dalam semangat memperingati Hari Kebangkitan Nasional, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Mataram (Unram), Dr Sujita, menyampaikan pandangannya tentang peran pemuda dalam membangun bangsa Indonesia. 


Dr Sujita menekankan pentingnya integritas karakter dan kontribusi nyata generasi muda dalam berbagai sektor pembangunan nasional.


Melalui pengamatannya di media sosial dan dunia pendidikan, Dr Sujita mengapresiasi kemajuan anak-anak bangsa yang telah menunjukkan prestasi membanggakan di berbagai bidang, mulai dari teknologi, pertanian, bioteknologi, hingga hukum.


“Saya yakin di bidang riset, anak-anak bangsa telah menunjukkan kontribusi yang luar biasa. Mereka tidak hanya berprestasi secara akademis, tapi juga sudah mulai menguasai bidang-bidang penting yang mendukung kemajuan bangsa,” ujarnya, Senin (19/5/2025). 


Menurutnya, kemajuan ini menunjukkan bahwa pemuda Indonesia siap bersaing dan menjadi pelaku utama dalam peta pembangunan nasional maupun global.


Tantangan: Penurunan Karakter Berbasis Nilai Pancasila


Namun di balik capaian tersebut, Dr Sujita juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap penurunan karakter generasi muda yang belakangan ini semakin terasa.


“Yang memprihatinkan adalah degradasi karakter anak bangsa. Nilai-nilai yang bersumber dari falsafah bangsa, yaitu Pancasila, semakin terpinggirkan,” tegasnya.


Ia menyoroti perilaku sebagian pemuda yang dalam menyampaikan pendapat, baik secara langsung maupun di media sosial, kerap menggunakan kata-kata tidak pantas dan menunjukkan sikap tidak menghargai tokoh atau simbol-simbol bangsa. 


Hal ini, menurutnya, bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan demokrasi yang menjunjung tinggi etika, musyawarah, dan keadilan.


“Saya prihatin, seringkali kita lihat orasi atau ekspresi yang justru mencederai sila kedua dan keempat Pancasila. Pemuda harus menjadi contoh dalam menjunjung nilai kemanusiaan dan kerakyatan,” tambahnya.


Pemuda dan pembangunan ekonomi: Siap menjadi penggerak 


Di sisi lain, Dr Sujita menegaskan bahwa dari segi ekonomi, mahasiswa saat ini sudah mulai berpikir lebih jauh ke depan. 


Ia menyebutkan bahwa dunia kampus telah mulai meninggalkan pendekatan pembelajaran yang hanya teoritis dan kini lebih mendorong praktik serta implementasi gagasan di dunia nyata.


“Melalui program Mahasiswa Berwirausaha dan kewirausahaan sosial, mahasiswa mulai kami latih untuk menjadi pengusaha yang tidak hanya mandiri secara ekonomi, tapi juga berdampak bagi masyarakat,” jelasnya.


Ia menambahkan bahwa para mahasiswa telah banyak menciptakan ide-ide kreatif di bidang pemasaran digital, bisnis berbasis teknologi, dan penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk pengembangan usaha.


Tak kalah penting, Dr Sujita juga menyoroti kemajuan signifikan di bidang kesehatan di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB). Ia menyebut bahwa lima tahun terakhir menunjukkan perkembangan pesat, terutama dalam kemandirian sumber daya manusia di sektor ini.


“Kita tidak lagi bergantung pada tenaga medis dari luar daerah. NTB sekarang sudah punya banyak fasilitas pendidikan kesehatan, termasuk Fakultas Kedokteran, Farmasi, dan rumah sakit pendidikan di kampus,” ungkapnya dengan bangga.


Universitas Mataram, menurutnya, juga telah memiliki rumah sakit sendiri yang berperan penting dalam pendidikan serta pelayanan kesehatan bagi masyarakat.


Mengakhiri pesannya, Dr Sujita mengajak seluruh pemuda Indonesia, khususnya mahasiswa, untuk tidak melupakan akar nilai-nilai bangsa dalam setiap langkah yang diambil. Menurutnya, pembangunan yang berkelanjutan harus berangkat dari kombinasi antara kecakapan teknologi dan kekuatan karakter.


“Mari kita bangun bangsa ini tidak hanya dengan prestasi dan inovasi, tapi juga dengan karakter yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Itulah semangat sejati dari kebangkitan nasional,” pungkasnya. (red)

Tuak Manis, program inklusif Dukcapil Lotim

 
Tuak manis dukcapil lotim

OPSINTB.com - Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Lombok Timur, menunjukan komitmennya agar seluruh warga negara memiliki dokumen administrasi kependudukan yang sah. Termasuk untuk kelompok rentan seperti Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). 


Sekretaris Dukcapil Kabupaten Lombok Timur, Arfani M Masany mengatakan, pihaknya terus mengembangkan layanan inklusif melalui berbagai inovasi. Salah satunya program tuntas adminduk bagi masyarakat marginal dan disabilitas yang disingkat Tuak Manis.


“Alhamdulillah, seluruh penduduk marginal yang dilaporkan, termasuk ODGJ, telah diselesaikan adminduknya,” ucapnya kepada opsintb.com, Selasa (20/5/2025).


Saat ini, tim program Tuak Manis hanya terdiri dari satu tim dengan peralatan terbatas. Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam merespons cepat setiap laporan masyarakat.


Meski penuh tantangan, Dukcapil Lotim tetap berkomitmen untuk terus mendekatkan pelayanan kepada masyarakat marginal.


Sebab, kepemilikan adminduk menjadi suatu hal yang penting agar hak-hak sipil warga negara terlindungi. Selain itu, mereka dapat mengakses layanan publik seperti kesehatan dan lainnya.


Data adminduk yang akurat, termasuk bagi ODGJ memudahkan pemerintah dalam menyusun dan mengarahkan program intervensi lintas sektoral yang lebih tepat dan efektif.


Selama periode Januari hingga 30 April 2025, Dukcapil Lotim telah menyelesaikan penerbitan dokumen adminduk bagi masyarakat marginal, sebanyak 91 KTP dan 77 Kartu Keluarga (KK). Termasuk di dalamnya 15 ODGJ yang kini telah memiliki KTP dan KK secara lengkap.


Meski demikian, dirinya menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor dalam menjangkau kelompok rentan ini. Dukcapil, kata dia, tidak bisa bekerja sendiri.


Baik kolaborasi dari Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, pemerintah desa dan kelurahan, NGO, hingga komunitas pemerhati masyarakat marginal. Agar mereka dapat mengakses adminduk dengan baik.


Di lapangan, ucapnya, banyak tantangan yang dihadapi, seperti masyarakat marginal yang tinggal di daerah terpencil, sulit dijangkau kendaraan maupun sinyal jaringan komunikasi data SIAK. 


Selain itu, masih banyak ditemukan ODGJ terlantar tanpa identitas apapun. Sehingga menyulitkan proses pendataan dan penerbitan dokumen.


Bahkan, kata dia, ada yang sampai menyerang petugas dan merusak peralatan


“Kami juga kerap menghadapi kesulitan dalam proses perekaman data, terutama untuk ODGJ dan penyandang disabilitas yang memiliki keterbatasan fisik dan psikis,” jelas Arfani M Masan. (zaa)

Kisah Aiptu Muhibuddin, di tengah tugas sebagai polisi sukses beternak sapi

 

OPSINTB.com - Siang itu, Aiptu Muhibuddin, baru pulang. Dia nampak tergopoh-gopoh. 


Sesampainya di rumah, ia hanya melepas baju dinas luarnya saja. Langkahnya dipercepat menuju kandang di halaman belakang. 


Di kandang itu, sebanyak belasan sapi jenis si mental menunggu untuk diberikan makan. Dengan cepat dirinya mengambil sabit, memotong tumpukan rerumputan yang masih hijau.


Setiap potongannya, dijejer ke tempat pakan. Belasan sapi berukuran jumbo itu secara lahap memakan rerumputan tersebut.


Usai memberikan makan, Aiptu Muhibuddin, terlihat bernafas lega. Sorot matanya, tetap memandang hewan ternaknya.


Di tengah kesibukan berternak, dia juga sebagai polisi aktif, bertugas di Polsek Kecamatan Pringgasela, sebagai Babinkantibmas.


Di tengah tugasnya sebagai abdi negara, dirinya harus pintar mencuri-curi waktu untk memberikan peliharaannya makanan. Sebab, tugas-tugas yang harus dijalani terkadang tak menentu.


Rasa lelah dibarengi penat setelah menjalani tugas, seakan hilang seketika, setelah melihat sapi dengan lahap, bertubuh sehat dan gemuk. Terlebih, sebentar lagi hari raya kurban tiba.


"Saya mulai berternak sapi tahun 2005," tutur Aiptu Muhibuddin, belum lama ini.


Tahun itu, dirinya nekat meminjam uang sebesar Rp 20 juta di koperasi Polres Lotim. Dari pinjaman itu dia membeli dua ekor sapi biasa, dan dititipkan di kandang milik keluarganya untuk dirawat dengan sistem bagi hasil.


Setalah enam tahun berjalan sapi itu kemudian berkembang jadi beberapa ekor. Sapi-sapi itu kemudian ia bawa pulang untuk diternak sendiri di halaman belakang rumahnya. 


Tidak berselang lama, sapi-sapi itu ia jual. Hasilnya penjualan itu dirinya membeli satu perindukan sapi jenis si mental .


Saat ini total sapi jenis si mental yang dimiliki sebanyak 13 ekor. Selain perindukan, ia juga melakukan penggemukan untuk kebutuhan pedaging, baik untuk aqikah, pesta maupun kebutuhan hewan kurban.


“Alhamdulillah, setiap tahun selalu menjadi langganan para saudagar sapi atau masyarakat yang akan berkurban," jelasnya.


Selain memiliki bobot besar. Sapi-sapi miliknya juga dinilai sangat sehat.


Biasanya, dia mengurus hewan ternaknya setelah pulang kerja atau waktu-waktu luang. Mulai dari menyabit rumput, membersihkan kandang dan lainnya.


Saat ini dirinya sedang persiapan untuk kurban. Sapi miliknya sudah ditawar harga Rp 28 juta. 


"Tapi belum bisa kita lepas, karena kita mau harga Rp 29 juta," sebutnya.


Dia mengatakan, harga sapi bervariasi, tergantung kondisi dan bobot sapi. Saat ini, harganya mulai merangkak naik, berkisar antara Rp 55 ribu per kilo hidup.


Menjelang Idul Adha, permintaan mulai meningkat untuk persiapan kurban. Setiap tahunnya, minimal 4 hingga 5 ekor dari kandangnya terjual.


Untuk merawat tiga belas sapi jenis si mental itu, ia memperkerjakan masyarakat sekitar sebanyak 5 orang. Satu orang pekerja merawat dua ekor sapi dengan sistem bagi hasil.


Menurutnya, sapi-sapi miliknya sangat sehat dan dipastikan aman untuk kurban. Meskipun di tengah isu penyakit mulut dan kuku (PMK) mulai merebak.


“Alhamdulillah semuanya sehat," akuinya.


Tahun lalu, kata dia, sapi miliknya juga terkena oleh PMK. Kendati demikian, syukur tidak ada yang sampai mati. 


"Sapi-sapi kita terakhir dia kena padahal sudah mau hilang di Lotim,” keluhnya.


Saat PMK merebak, ia mengalami kerugian jutaan rupiah. Sebab, sapi yang terkena penyakit itu dijual dengan harga murah.


Bahkan saat itu banyak peternak-peternak lain juga mengalami hal yang sama bahkan tidak sedikit yang mati.


Tahun 2024 lalu, isu PMK kembali mencuat, tak ayal sempat membuatnya panik. Sebab, dirinya sudah merasakan dampaknya secara langsung.


"Berangkat dari kejadian itu, perawatan lebih kita intensifkan. Mulai dari pembersihan kandang secara teratur hingga pemberian vaksin," pungkasnya. (kin)

Foto

WISATA

PENDIDIKAN

BUDAYA

EKONOMI

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama