OPSINTB.com - Jamur merupakan tanaman yang sering dijumpai di negara kita Indonesia. Jamur juga memiliki banyak peminat untuk dikonsumsi, karena rasanya yang enak dan sangat sehat untuk tubuh.
Selain rasanya yang enak, jamur juga banyak dijadikan sebagai peluang usaha. Termasuk yang dilakukan oleh Muhammad Al Husni, warga Rempung, Lombok Timur.
Husni panggilan akrabnya, merupakan sosok inspiratif. Dia memanfaatkan barang yang dianggap sampah menjadi mesin penghasil rupiah. Seperti bonggol jagung. Ya, bonggol jagung yang sering dibuang dan dianggap sampah tersebut dijadikan media tanam jamur. Teknik budidaya ini lebih akrab disebut budidaya jamur jenggel jagung.
Husni budidaya jamur jenggel ini, terinspirasi dari media sosial facebook. Kemudian dia terus menggali informasi mengenai budidaya jamur di Grub Facebook.
"Kita awalnya terinpirasi dari medsos mengenai budidaya jamur janggel ini," ucapnya kepada wartawan opsintb.com, Rabu (8/4/2021).
Tidak puas sampai di situ, Husni langsung melihat tutorial di youtube untuk bagaimana cara budidaya dan cara perawatan jamur. Kemudian ia langsung melakukan uji coba dan mempelajarinya selama 2 minggu.
"Setelah melihat tutorial di youtube saya langsung uji coba untuk budidaya selama 2 minggu," jelasnya.
Ia memilih budidaya jamur jenggel jagung, juga terinspirasi dari bonggol jagung yang sering dibuang sia-sia.
Namun uniknya, Husni budidaya jamur di lahan yang tidak produktif. Lahanya pun tergolong sempit, yakni di halaman rumahnya sendiri. Namun hal itu tidak menyurutkan semangatnya untuk terus mencoba usaha jamur janggel jagung tersebut dan berbahan utama monggol jagung yang sudah jadi limbah dan tidak dipergunakan.
"Lahan di halaman rumah saya ini tidak produktif, hanya di tanami bunga yang tidak menghasilkan. Dari sana juga kita bertekat untuk budidaya jamur ini agar menghasilkan dan halaman rumah tidak sia-sia," katanya.
Dalam budidaya ini, kata Husni yang akrab dipanggil Cenik ini, hanya bermodal Rp 300 ribu. Itu sudah termasuk tempat budidanya sampai bonggol jagung, dan bahan yang lainnya. Bahkan dalam penanamannya pun tidak ribet.
Sementara itu, omset yang ia dapatkan dari budidaya jamur ini mencapai jutaan rupiah per bulan. Karena di satu kumbung itu ia dapat 700 ribu. Saat ini, ia memiliki 5 kumbung. Dan memanen jamur janggel ini setiap hari selama satu bulan.
"Kita panen jamur ini setiap hari selama satu bulan itu, dan perharinya kita bisa dapat 10 kemasan jamur. yang satu kemasan itu kita jual dengan harga Rp 10 ribu," imbuhnya.
Lanjutnnya, ia mengawali budidaya jamur ini dari bulan Februari 2021 sampai saat ini. Dan usahanya ini sudah berjalan 3 bulan.
Selama 3 bulan ini, katanya, tidak ada kendala yang ia hadapi dalam budidaya jamur janggel ini, dikarenakan budidayanya sangat mudah.
Tidak hannya itu juga, ia memiliki 3 karyawan untuk membantunya dalam budidaya jamur ini, karena saat panen dan memilahnya maupun mengmasnya membutukan beberapa orang.
"Saya memiliki karyawan 3 orang untuk membantu saya panen jamur dan mengemasnya," ucap Cenik.
Untuk pemasaran jamur ini, ia menjualnya lewat media sosial. Karena menurutnya, media sosial merupakan tempat pemasaran yang cepat dilihat oleh banyak orang. Sehingga, sebelum panen saja, jamur sudah menjadi milik orang karena sudah dipesan duluan.
"Jamur ini kita pasarkan lewat online dan belum kita panen sudah dipesan duluan. Makanya jamur kita ini tidak sampai sehari baru panen langsung amblas," ucapnya.
Ia berharap kepada masyarakat agar berkreasi, memanfaatkan lahan tidak produktif menjadi peluang usaha. Dan untuk anak-anak milenial, ia menghimbau agar memanfaatkan medsos untuk hal-hal yang produktif dan mendatangkan keuntungan. (zaa)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami