OPSINTB.com - Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 78 di Kecamatan Suela, Kabupaten Lombok Timur, menjadi sorotan setelah terungkap bahwa madrasah dan sekolah swasta di kecamatan tersebut merasa diabaikan dalam perencanaan dan pelaksanaan rangkaian perayaan kemerdekaan.
Pemerintah kecamatan, dalam upaya memeriahkan perayaan kemerdekaan, telah mengadakan berbagai macam perlombaan dan pertandingan. Namun, permasalahan muncul ketika semua madrasah dan sekolah swasta di kecamatan tersebut tidak diikutsertakan dalam perayaan tersebut. Hal ini mendorong sekolah swasta untuk melaksanakan peringatan kemerdekaan secara mandiri.
Beberapa kepala madrasah dan sekolah swasta seperti MI NW Selaparang, MI NW Tejong, MI NW Putra Rinjani MA NW Ketangga mengungkapkan ketidakpuasan mereka terhadap perlakuan pemerintah kecamatan. Mereka menyatakan, meskipun diminta untuk memberikan sumbangan untuk memeriahkan kegiatan, sekolah swasta tidak pernah dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan perayaan kemerdekaan.
Salah satu kepala madrasah di Kecamatan Suela yang enggan disubut namanya mengatakan, "Kami merasa diabaikan dan tidak dihargai oleh pemerintah kecamatan. Selama tiga tahun terakhir, kami selalu merasa diabaikan dalam perayaan ini."
Tidak hanya masalah perencanaan, tetapi juga pamflet perayaan kemerdekaan menjadi perdebatan. pamflet perayaan yang seharusnya memberikan informasi penting kepada semua sekolah ternyata baru disampaikan kepada sekolah-sekolah swasta pada tanggal 15 Agustus, sedangkan perayaan itu sendiri telah dimulai sejak tanggal 4 Agustus hingga 18 Agustus 2023.
Lebih mengejutkan lagi, pamflet edaran tersebut ternyata diantar oleh seseorang yang bukan anggota kepanitiaan, melainkan seorang pedagang. Hal ini menimbulkan rasa tidak hormat dan merasa diolok-olok pemerintah kecamatan.
Dalam suasana ketidakpuasan ini, Kwartir Ranting (KANIT) Kecamatan Suela mengeluarkan pernyataan yang kontroversial. "Sekolah swasta tidak memiliki semangat kemerdekaan! Sekolah negeri dengan sekolah swasta semangatnya berbeda!," ucapnya di hadapan kepala sekolah.
Perdebatan ini menunjukkan kompleksitas dalam pengelolaan perayaan hari kemerdekaan di tingkat kecamatan. Meskipun upaya pemerintah dalam merayakan kemerdekaan harus diapresiasi, penting untuk memastikan inklusi dan perhatian terhadap semua institusi pendidikan, tanpa membedakan antara sekolah negeri dan swasta, untuk memastikan semangat persatuan dan nasionalisme tetap hidup dalam perayaan kemerdekaan. (red)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami