OPSINTB.com - Wakil Rektor III Institute Agama Islam Hamzanwadi (IAIH) Pancor, Abdul Hayi Akrom, menyambut baik keinginan Ganjar Pranowo untuk mengadakan layanan mental health di Kampus setempat. Isu perihal mental anak muda disebutnya menjadi persoalan yang dihadapi bangsa saat ini, terlebih menuju Indonesia Emas di tahun 2045 ke depan.
"Oleh karena itu, apa yang disampaikan Ganjar Pranowo yang juga merupakan Calon Presiden (Capres) itu sangat sesuai dengan apa yang dibutuhkan anak muda saat ini," kata Warek III IAIH Pancor, belum lama ini.
Layanan kesehatan mental yang disampaikan Ganjar Pranowo, saat berdiskusi perwakilan perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara di universitas dr Soetomo surabaya berberapa waktu lalu, telah diterapkamn di IAIH Pancor.
"Kami sebenernya sudah ada layanan untuk bimbingan konseling, kebetulan launchingnya bulan September kemarin di pendopo Bupati," ucapnya.
Dari temuan, bebernya, kendati jumlahnya masih relatif sedikit namun faktanya banyak persoalan psikologi mahasiswa-mahasiswi lingkungan kampus IAIH Pancor sendiri.
Bahkan dia meyakini, persoalan itu menyeluruh terjadi di setiap kampus yang ada di Indonesia. Hal itu juga diakibatkan oleh beragam persoalan yang dihadapi para mahasiswa atau mahasiswi baik yang datang dari internal kampus maupun internal prubadi mahasiswa atau mahasiswi.
"Karena bagaimanapun satu sisi ya mungkin
latar belakang kemunculan stress dan sebagainya itu banyak, tapi syukur-syukur sedikit yang datang dari kampus," katanya.
Kendati berasal dari kampus, maka tugas sepenuhnya bagi kampus untuk menciptakan kampus yang nyaman, satu diantara caranya yakni harus memberikan layanan mental healt tersebut.
Mekanismenya kata Hayi, nanti pada layanan tersebut para mahasiswa atau mahasiswi ini mengadu setiap persoalan yang dihadapinya, bukan hanya saja persoalan yang ada di kampus namun juga persoalan individu dari mahasiswa atau mahasiswi itu sendiri.
Lebih jauh dijelaskannya, dengan begitu juga akan memberikan pengaruh besar terhadap minat masyarakat untuk melanjutkan studi di kampus.
"Jadi kami terus rapat dengan teman-teman LPM (Lembaga Penjamin Mutu) dalam rangka meningkatkan satu kinerja di konteks akademik terutama semua muara kesibukan ini kan sebenarnya arahnya ujung-ujungnya adalah ke mahasiswa," jelasnya.
Hayi menilai, Ganjar Pranowo merupakan calon pemimpin yang memang betul betul merespon apa yang menjadi keinginan dari setiap kampus khususnya IAIH Pancor sendiri.
"Katena bagi saya satu pasangan yang berani ke kampus itu sesuatu yang luar biasa. Saya kira karena dalam konteks sejarah perpolitikan kita itu tidak banyak pemimpin yang berani masuk kampus," katanya.
Akan tetapi, dengan dialok bersama dengan seluruh perwakilan BEM beberapa waktu yang lalu, Ganjar telah membuktikan keberpihakannya terhadap lingkungan kampus.
"Kita tahu bahwa kampus ini menjadi satu elemen dari kelompok elit terpelajar. Saya kira ketika satu pasangan itu mau masuk ke kampus mau mendengarkan keluhan kampus dan narasi kampus itu satu nilai positif bagi calon pemimpin," tegasnya.
Hingga memang sambung dia, harus ada kolaborasi antara pemerintah dengan kelompok kelompok intelektual ke depannya.
Ditempat berbeda, Presiden Mahasiswa IAIH Pancor, Abdul Kadir Jaelani pengadaan layanan mental healt di lingkungan kampus merupakan bentuk pengoptimalan bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini.
"Karena disampaikan oleh Pak Ganjar tersebut bahwa kita ini akan menghadapi 2045 atau Indonesia emas, jangan sampai populasi remaja yang produktif itu menjadi bumerang menjadi beban ketergantungan untuk negara, maka perlu memang adanya layanan mental ini," imbuhnya.
Oleh karenanya, mahasiswa juga membutuhkan perhatian bukan hanya dari kalangan civitas akademik namun juga dari pemerintah sendiri. Akan tetapi, dia menginginkan apa yang disampaikan Ganjar di depan mahasiswa itu harus dibuktikan.
"Jangan hanya janji, berikan bukti gitu. Kita sudah lelah dengan janji-janji para orang-orang yang ingin menduduki posisi strategis ini," tegasnya.
Sekarang ini kata dia, kesehatan mental di kampus sangat-sangat urgen, dikarenakan banyak mahasiswa atau mahasiswi pengidap kecemasan berlebih baik itu tekanan dari internal kampus maupun internal dirinya itu sangat kuat.
Hal tersebut sangat berbahaya, bahkan sampai merenggut nyawa, dan rata-rata yang mengalami itu adalah pararemaja.
"Kendala mereka ini kan nggak mau cerita masalahnya apa, kemudian yang diidap yang
dirasakan itu apa sehingga mereka cenderung memendam masalah terutama yang perempuan itu," sebutnya.
"Maka dari itu adanya layanan mental di kampus ini untuk mahasiswa sangat berdampak baik," tutupnya. (zaa)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami