OPSINTB.com - Asosiasi peternak ayam petelur Al Kausar, melakukan pencegatan kepada truk pengakut telur asal Jawa dan Bali, yang masuk di wilayah Lombok Timur. Peristiwa ini berlangsung di depa pasar Paok Motong pada Kamis (9/11/2023).
Ketua Asosiasi Peternak Ayam Petelur Al-Kausar, Lalu Sapoan mengatakan, aksi itu dilakukan sebagai bentuk kekecewaannya atas masifnya telur asal Jawa dan Bali masuk ke Pulau Lombok. Pasalnya masuknya pasokan dari luar disebutnya jadi penyebab harga telur lokal anjlok. Lebih parahnya lagi, hasil produksi dari para peternak tidak bisa terserap pasar, sehingga mereka terancam gulung tikar.
"Ini adalah bentuk kekecewaan kami, melakukan aksi Pencegatan ini terpaksa kami lakukan karena pemerintah selaku regulator tidak mampu berbuat banyak," ucapnya kepada opsintb.com.
Aksi Pencegatan ini bebernya, akan terus dilakukan sampai ada titik terang dan solusi dari pemerintah atas masalah yang dialami oleh para peternak di Lombok Timur.
Sebelum peristiwa pencegatan itu akunya, telah melakukan langkah persuasif, dengan melakukan hearing dengan dinas terkait beberapa waktu lalu.
Tapi sampai hari ini, tidak ada tindak lanjut dari kesepakatan yang telah diputuskan pada kesempatan itu.
"Kami sudah hearing dengan Dinas Pertanian dan Dinas Perdagangan Provinsi NTB guna membahas permasalahan ini. Tapi sampai sekarang tidak ada jalan keluar, jadi langkah ini (sweping, red) akan terus kami lakukan," tegasnya.
Dia menjelaskan berdasar hitungan kasar pihaknya, setiap hari 130 peternak yang tergabung di asosiasi alami akumulasi kerugian hingga 300 juta. Itu belum termasuk nilai kerugian para peternak yang tidak tergabung di asosiasi.
"Kami saja di asosiasi rugi sampai 300 juta perhari hari. Semua harga naik, baik pakan, biaya vaksin dan perawatan lainnya, belum lagi kita hitung pajak ke daerah. Sementara pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa, masak iya kita tidak tahu data dan jumlah telur Jawa dan Bali yang masuk, ini kan sangat lucu sekali," ketusnya.
Lanjut dia "peristiwa ini sudah terjadi dua bulan lebih dan akumulasi kerugian kami tembus 18 Milyar," imbuhnya.
Dari itu dirinya kembali berharap, para pihak terkait baik itu DPRD Lombok Timur, DPRD Provinsi NTB dan pemerintah daerah untuk menjadikan permasalahan ini menjadi perhatian serius dan harus ditemukan jalan keluar untuk kebaikan bersama.
"Kami harap baik anggota DPRD, Bapak Gubernur dan Bapak Bupati segera memberikan atensi serius atas masalah ini. Bila tidak juga dicarikan jalan keluar secepatnya, jangan salahkan kami untuk melakukan tindakan di luar akal sehat kita bersama," tandasnya.
Sementara itu, salah satu peternak di Masbagik Heri juga mempertanyakan pihak pemerintah tidak melibatkan asosiasi peternak ayam petelur dalam program stanting. Akan tetapi justru hanya melibatkan para pengepul telur saja.
"Kami harap pemerintah akomodir asosiasi peternak dalam program Stanting jangan hanya libatkan pengepul," terangnya.
Bahkan pihaknya mengancam, akan melakukan aksi sweping lanjutan dengan membawa masa aksi yang lebih besar. Hingga ancam akan aksi swiping di Pelabuan Lembar, bila pemerintah tidak responsif.
"Kami akan aksi di Pelabuhan Lembar, kalau pemerintah diam terhadap telur yang masuk dari luar Lombok," tandasnya. (zaa)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami