OPSINTB.com - Pemkab Lombok Tengah (Loteng) terus berupaya menekan angka stunting serendah-rendahnya. Upaya ini dilakukan dengan mengundang seluruh kepala desa, lurah, dan kepala puskesmas se-Loteng.
Sekretaris Dinas Penanggulangan Stunting Dinas P3AP2KB Loteng, Kusriadi, memaparkan tujuan pemanggilan pihak-pihak tersebut untuk mengetahui sejauh mana intervensi mereka terhadap penanganan stunting di tingkat pemerintahan terbawah.
''Ayo kita sama-sama identifikasi; apa sebenarnya masalah-masalah kita di tingkat bawah. Kalau kita kenal masalah kita, mana data-datanya,'' papar Kusriadi, Rabu (6/11/2023).
Saat ini, angka stunting di Loteng berada di angka 13,34 persen atau sekitar 12 ribuan balita. Meski sudah menurun dari target pemerintah yaitu 14 persen balita, ia mengatakan tidak ingin jumawa, tapi akan terus menekan angka stunting hingga serendah-rendahnya. Untuk itu, Kusriadi meminta data harus tepat sasaran.
''Pastikan data kita tepat sasaran. Siapa yang bermasalah (stunting) itu. By name by address. Kalau sudah tepat sasaran, mereka sudah diintervensi atau belum,'' imbuhnya.
Ia juga meminta setelah terintervensi, anak-anak yang terkena stunting dievaluasi. Apakah telur atau makanan tambahan yang diberikan bermanfaat bagi penderita atau tidak. Ia menekankan, orang tua, para kader, dan pihak teknis untuk sering memberikan telur pada balita penderita stunting.
''Karena telur adalah salah satu protein yang mudah diserap, diolah, dan mudah didapatkan. Bayangkan kalau anak balita yang kebutuhan protein yang rata-rata 20-25 gram/hari. 1 telur kandungan protein 13 gram. Kalau 2 telur; 26 gram. Otomatis dengan 2 telur bisa mewakili kebutuhan protein sehari, asal tepat sasaran,'' katanya.
Sementara, Wakil Bupati Loteng, HM Nursiah, berharap angka stunting bisa ditekan serendah-rendahnya hingga 12 persen sampai Januari 2024. Hal ini ditekankan dengan mengangkat kondisi masing-masing desa yang berhubungan dengan program penurunan stunting.
''Dengan manajemen gerakan penurunan stunting di Loteng, mudah-mudahan bisa turun sampai 12 persen,'' harap Nursiah.
Untuk itu, peran kader posyandu, penyuluh KB, pihak desa, dan puskesmas sangat diperlukan untuk bersama-sama melakukan gerakan ini. (wan)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami