Foto: Warga Desa Loyok membuat kerajinan anyaman bambu, mempersiapkan event Gawe Adat Inan Dowe. (istimewa)
OPSINTB.com - Minggu pagi, matahari baru saja ukuran sepenggalah. Sinarnya, belum cukup menghapus rasa dingin.
Suasana sepagi itu, aktivitas warga di Desa Loyok, Kecamatan Sikur, mulai berdenyut. Sejumlah pengerajin bambu, mengeluarkan alat dan bahan untuk membuat anyaman.
Loyok, memang sedari dulu dikenal dengan hasil kerajinannya, yang berbahan dasar bambu. Bahkan, buah tangan pengerajin menguasai pasar pulau Bali.
Tak hanya pengerajin, warga Loyok secara umum, jika mengingat kenangan itu di sorot matanya nampak keceriaan.
Tapi, ingatan itu terhapus seketika ketika warga di desa itu mengingat peristiwa Bom Bali. Kenangan itu, seakan menjadi trauma bahkan mungkin bagi masyarakat di situ, mampir saja diingatnya tak sudi.
Bagaimana tidak, pasca peristiwa Bom Bali, pengerajin anyaman bambu di desa itu mulai lesu. Art shop banyak yang tutup, bahkan sampai gulung tikar.
"Saat ini para pengerajin yang biasa menjadikan anyaman bambu ini sebagai mata pencaharian, berubah hanyalah sebagai selingan," kata salah seorang warga setempat, Arul, kepada opsintb.com.
Mereka, imbuhnya, memegang alat serta membuat motif anyaman ketika tak ada pekerjaan yang lain. Sebagian dari mereka banyak alih profesi sebagai petani.
"Kami pemuda cukup perihatin, kalau terus-terusan seperti itu pengerajin akan punah, dan hanya tinggal kenangan," ujarnya.
Melihat hal itu, para pemuda yang tergabung dalam organisasi Pemuda Pemerhati Budaya Desa Loyok (PPBDL), membuat langkah besar untuk menjaga asa para pengerajin. Mereka berharap dengan kegiatan itu, ada secercah cahaya yang dapat dilihat.
"Kami sebagai generasi penerus, merasa bertanggung jawab terkait anyaman bambu ini karena merupakan warisan turun temurun dari nenek moyang kami, sehingga inilah tujuan kami membuat semacam event budaya yang kami sebut Gawe Adat Inan Dowe," ungkap Ketua Panitia, Lalu Arya Karma.
Dia menjelaskan, kata Inan Dowe diambil dari Bahasa Sasak. Inan Berarti Ibu, dan Dowe bermakna kepunyaan, sehingga kalau dalam bahasa Indonesia artinya "kepunyaan ibu".
Geben sebutan hasil kerajinan itu, kata dia, merupakan kepunyaan ibu, atau nenek moyang orang Loyok. Maka dari itu dalam event ini akan dipamerkan proses pembuatannya dari awal sampai akhir.
Maka dari itu lanjutnya, dengan adanya Event ini diharapkan mampu membangkitkan kembali gairah para pengerajin anyaman bambu, terutama para generasi penerus yang akan datang sehingga kerajinan khas Loyok akan terus terjaga.
"Jadi kami hanya ingin mempertegas, bahwa Geben ini memang aslinya dari Loyok, karena kami menemukan dibeberapa wilayah banyak yang mengeklaim bahwa kerajinan tangan Geben ini punya mereka, tentunya ini harus dipertegas, dan kami akan tampilkan ratusan Geben Khas Loyok," ujarnya.
Gawe Adat Inan Dowe rencananya bakal digelar tanggal 24-25 Juli 2024, yang dipusatkan di Lapangan umum desa Loyok. Dengan mengangkat tema "Topang Lotim Berkemajuan, Melalui Adat Budaya.
"Semoga ini menjadi awal bangkitnya anyaman bambu desa Loyok dan dapat menopang kembali perekonomian masyarakat," harapnya.
Dikatakannya, prosesi dan konsepnya sudah jadi tinggal dijalankan. Tentunya, dirinya sangat bangga melihat antusias para pemuda mensukseskan kegiatan tersebut. Walaupun diakuinya, sempat molor dari rencana sebelumnya.
"Karena sebelumnya event ini akan kami adakan pada bulan Juni, namun ada beberapa kendala teknis yang belum selesai sehingga terpaksa di undur sampai bulan Juli," ungkapnya.
Dirinya mengucapkan terimakasihnya kepada pemerintah Kabupaten Lombok Timur, khususnya kepada Pj Bupati, Kepala Dinas Pariwisata, kepala UPT Dikbud Sikur, Pemdes Desa Loyok dan sejumlah sponsor yang telah membantu mensuport acara ini.
"Semoga event ini kedepannya masuk dalam salah satu kalender Pariwisata, dan dapat ikut andil memajukan Pariwisata di Kabupaten Lombok Timur," pungkasnya. (red)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami