OPSINTB.com - Polemik galian C kini menemukan babak baru. Pasalnya lima pemilik tambang melaporkan pelaku pengerusakan pada saat inspeksi oleh Pemprov kemarin, Senin (05/10/2024).
Ketua Asosiasi Tambang, H Maedi mengatakan, dirinya berserta lima orang pemilik galian C melaporkan insiden di areal tambang. Dia menyebut pelaku tidak hanya merusak namun juga mengancam dan melakukan intimidasi.
"Saya dan 5 penambang galian C sudah melapor ke Aparat Penegak Hukum (APH) karena adanya ancaman, di intimidasi dan pengerusakan di lokasi tambang kami," ucapnya kepada media, Selasa (5/11/2024).
Saat dilakukan sidak, bebernya, aktivitas galian di lokasi yang dikunjungi sudah tak ada. Dengan demikian menurutnya, sudah kondusif tidak ada yang dirugikan. Namun kata dia, kenapa mereka emosi sampai merusak.
"Kita tidak bekerja mereka emosi, kita bekerja mereka emosi kan bingung juga kita, yang mereka keluhkan pencemaran terus kita tidak beraktifitas tidak tercemar berarti ada tendensi lain ini," duganya.
Di asosiasi bebernya, ialah mereka yang memiliki izin. Dirinya mengklaim, aktivitas tambang tersebut sudah melalui dengan tahapan yang benar.
Pihaknya kata dia, sudah mempelajari metodenya. Sebab, ujarnya, mereka tetap di pantau oleh pihak berwenang baik DLHK dan dari pihak SDM, dan tetep melakukan evaluasi.
Lebih lanjut H Maedi mengaku, bersyukur dengan adanya penertiban. Tetapi sebutnya, bukan dengan pengerusakan karena hal itu tidak baik.
"Kalau penertiban punya wewenang masing-masing tidak mesti masyarakat kan," jelasnya.
Dia menyentil Asisten II yang melakukan pembiaran kepada masyarakat untuk melakukan pengerusakan. Seharusnya, ucapnya, dia sebagai pemerintah harus di tengah-tengah sesuai SOP dalam melakukan sidak itu.
Asisten II, tambahnya, harus objektif dalam melihat kanan dan kiri. Bukan sebagai dalang dalam melakukan suatu kegiatan, orang salah dibiarkan tidak seperti itu.
"Kita sebagai penambang sebagai sumbangsih pendapatan daerah seperti pajak dan lainya, jadi mobil yang dia pakai itu dari hasil kita juga," terangnya.
Dia menilai sidak yang di lakukan oleh Pemprov NTB dan OPD terkait dinilai telah melakukan provokasi. Hal itu diungkapkan lantaran adanya pengerusakan di areal tambang.
Menurutnya, hal itu juga disebabkan karena pengerusakan itu tak hanya di satu lokasi, namun di lima titik.
"Ini sidak seperti orang konvoi membawa bayak massa, orang ribut pertama lagi pindah ketempat lain, lagi ribut, trus pindah lagi ke tempat lain itu kan provokasi namanya sampai 5 titik," sebutnya.
Ditempat sama, salah seorang penambang, H Agus, menyesalkan sidak yang digelar oleh Pemprov NTB, ke lokasi tambang. Dirinya menilai dari awal sudah di lakukan mediasi dan sudah baik.
Justru, kata dia, dengan dilakukannya sidak menjadi pertanyaan. Sebab, menurutnya itu melakukan provokasi, sama dengan membangunkan macan yang lagi tidur.
"Kenapa melakukan sidak tidak membawa dari pihak pemerintah desa dan dari APH supaya aman, ini yang saya sayangkan dar Asisten II Pemprov NTB," katanya.
Buntut dari kejadian itu, dirinya mengaku sudah mengambil sikap tegas, melaporkan Asisten II dalam hal melakukan provokasi. Sebab, ujarnya, bukti nyata tidak di satu tempat melakukan sidak.
"Sudah kita memiliki bukti vidio konvoinya, ini bapak Asisten sudah tau warga merusak di tambang saya tapi kenapa dia lagi sidak ke tempat lain seharusnya dihentikan sidaknya kalau di ketahui massa merusak ada apa," tanyanya.
Dengan mengajak masyarakat untuk melanjutkan sidak, ke tempat lain itu dinilainya sebagai adu domba.
"Ini sudah merusak saya berhenti sidak seharusnya begitu tindakannya," tutupnya. (zaa)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami