Giliran FHF digandeng Dikes Lotim untuk gelar operasi katarak gratis - OPSINTB.com | News References -->

21/12/24

Giliran FHF digandeng Dikes Lotim untuk gelar operasi katarak gratis

Giliran FHF digandeng Dikes Lotim untuk gelar operasi katarak gratis

 
Operasi katarak gratis

OPSINTB.com - Pengidap penyakit mata katarak di Nusa Tengagara Barat (NTB) mencapai 4 persen. Jumlah itu merupakan terbesar di 38 provinsi lainnya di Indonesia.


Salah satu kantong pengidap mata katarak ialah Lombok Timur. Tak heran, Dikes Lotim gerak cepat melakukan penganan, salah satunya melalui operasi gratis dengan menggandeng beberapa pihak.


Kepala Dinas Kesahatan Lombok Timur, Pathurrahman mengatakan, Dikes kembali menggelar baksos operasi mata katarak. Kegiatan sebelumnya juga pernah dilakukan bekerjasama dengan Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri.


"Sekarang ini kita bersama Fred Hollows Foundation (FHF) Jakarta, Dikes Provinsi, Dikes Lotim, dan seluruh Pukesmas," ucap Pathurrahman, disela kegaiatannya di Rumash Sakit Daerah Lombok Timur, Sabtu (21/12/2024).


Dia menjelaskan, dalam dua hari ini yang sudan discreening berjumlah 156 orang. Yang berhasil dioperasi, sebutnya, 145 orang.


Dia menjelaskan, yang tidak bisa dioperasi penyebabnya karena hipertensi mata dan lainnya. 


Hari ini, bebernya, yang berhasil discreening ialah 184 orang. Dia berharap semuanya bisa dioperasi, selama tidak ada kendala medis.


Pihaknya mengaku banyak berterimakasih kepada FHF, Dikes Provinsi NTB, dan semua Puskesmas dan keluarganya yang sudah mengantar pasien ke lokasi kegiatan.


"Mudah-mudahan ini sebagai amal ibadah kita kepada Tuhan yang maha kuasa, karena membantu masyarakat," harapnya.


Dia mengatakan, jika operasi katarak dilakukan mandiri kisaran biaya yang harus dikeluarkan Rp 7 juta hingga Rp 10 juta per mata. 


Di Lotim, kata dia, sudah 1400 mata yang sudah dioperasi secara gratis, dalam kurun waktu satu hingga dua tahun terakhir. Dia membeberkan, pihaknya banyak bekerjasama selain dengan FHF juga dengan Kompas, Kemensos, dan Lentera.


Kegiatan serupa, ujarnya, pernah dilakukan dibeberapa titik yakni di Rumah Sakit Selaparang, RSUD Patuh Karya, paling sering di RSUD Lombok Timur. 


Dia menyebut, ada enam dokter spsialis mata yang terlibat. Operasi, bebernya, waktu tidak membutuhkan yang sangat lama, paling hanya  5 sampai dengan 10 menit.


"Dan besok setelah operasi ini di full up kembali, mereka datang untuk diperiksa, buka plaster dan biasanya diberikan obat," ujarnya.


Penanggung jawab program dari Dikes Provinsi NTB, Heru Saprudin, mengatakan, hasil survey penyakit mata katarak di tanah Gumi Gora, paling tinggi di Indonesia, kurang lebih 4 persen. Lantaran itu, kata dia, difasilitasi FHF yang salah satu kegiatannya adalah katarak.


"Ini salah satu upaya menurukan angka kebutaan di NTB," ujarnya.


Dikatakannya, Lombok Timur dengan jumlah penduduk paling banyak menjadi kantong katarak. Selain Lotim, kata dia, Lombok Tengah. 


"Kalau persentase kami belum punya angkanya, karena belum ada surveynya, tapi berapa pun yang kita alokasikan disini selalu ketemu pasiennya," ujarnya. (kin)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama