OPSINTB.com - Siang hari Jumat itu hujan baru saja turun. Aspal jalan belum terlihat basah.
Di sisi kiri kanan jalan, rerumputan menghijau. Menutupi sampah-sampah yang berserakan.
Di seberang tampak, haru biru air laut. Nelayan-nelayan masih asyik mendayung perahu ke pesisir pantai untuk berteduh.
Di gang jalan dusun, pasir laut sudah menjadi hal biasa. Bahkan bangunan rumahnya pun diatasnya.
Di balik syahdunya suasana hujan, tersimpan kisah pilu yang dialami Supaedi. Laki-laki 42 tahun asal Dusun Montong Meong, Desa Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur itu sudah empat tahun menjalani hidup tanpa kedua tangannya.
Perjalanan hidup Supaedi, berawal saat bekerja menjadi kuli bangunan pada tahun 2021 lalu. Kedua tangannya terpaksa diamputasi akibat sengatan listrik bertegangan tinggi.
"Kata dokter kedua tangan saya ini sudah rusak total, kalau dibiarkan malah akan membusuk makanya harus diamputasi," tutur Supaedi yang ditemui di kediamannya, Jumat (06/12/2024).
Kendati berat, dia mengaku sudah menerima dengan lapang dada semua peristiwa tragis yang menimpanya itu sebagai takdir. Menurutnya mau tidak mau harus dijalani dengan penuh keikhlasan dan rasa sabar.
Meskipun mendapat sedikit uluran tangan dari para dermawan, Supaedi tak memungkiri awalnya ia memang gelisah menjalani hidup, sangat tak bersemangat untuk melanjutkan hidupnya.
Dikatakannya, yang membuat hatinya hancur berkeping-keping bukan kondisi tubuhnya yang tak lagi punya lengan itu. Melainkan keberadaan dua anaknya yang masih kecil, yang saat ini akan segera memasuki jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Berkat dorongan semangat beserta rasa cinta yang mendalam dari keluarga dan istrinya, ia menjadi lebih optimis, berani mengabarkan diri di dunia yang penuh kejutan ini.
Kehilangan kedua tangannya, tak membuat Supaedi pasrah begitu saja. Malah dirinya, memulung sampah dan aktif di media sosial TikTok.
Supaedi akhirnya belajar memanfaatkan platform tersebut dari tetangganya. Saat ini dirinya pun cukup aktif mengumpulkan koin dan gift dari para penggemarnya di dunia maya.
"Alhamdulillah ada saja yang memberikan hadiah, lumayan lah bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," ujarnya.
Pemilik akun tiktok Upae2.mans, tidak serta merta ramai dan mendapatkan hadiah dari penonton. Dirinya mengaku membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk belajar kegiatan apa saja yang bisa menarik orang untuk berbagi.
Dari sanalah ia mulai mengkolaborasikan kegiatannya mulung sampah dengan live TikTok.
"Jadi saya live itu sambil membersihkan plastik-plastik yang saya kumpulkan dari sekitar rumah," kata Supaedi
Di sela itu dirinya menjelaskan harga sampah yang dibersihkan itu lebih mahal daripada yang tidak.
Semenjak sering live TikTok, Supaedi, akhirnya punya banyak kawan dan penonton di luar sana. Kadang-kadang, ucapnya, memberikannya uluran tangan berupa gift atau uang tunai secukupnya.
Kendati demikian, Supaedi berharap pemerintah juga memperhatikannya, bahkan bila perlu ikut membantu meringankan bebannya menjadi kepala keluarga.
Sampai saat ini, kata Supaedi, belum punya BPJS Kesehatan gratis. Ia pernah punya BPJS Kesehatan tapi yang berbayar.
Sialnya, kartu yang baru saja dilunasi dan belum sempat digunakan itu malah hilang.
"Harapan saya, pemerintah juga membantu saya dalam meringankan beban keluarga saya," pungkasnya. (zaa)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami