Wabah PMK menyeruak, jangan tunggu hewan sakit baru divaksin - OPSINTB.com | News References -->

22/01/25

Wabah PMK menyeruak, jangan tunggu hewan sakit baru divaksin

Wabah PMK menyeruak, jangan tunggu hewan sakit baru divaksin

 
Disnakeswan lotim

OPSINTB.com - Desember tahun 2024 lalu, wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi, kembali menyeruak. Kasus itu pertama kali terdeteksi di wilayah Jawa Timur.


Kasus PMK ini jangan dianggap enteng. Sebab, damapaknya yang besar bagi keberlangsungan hewan ternak, terlebih pertenak masih acuh untuk melakukan vaksin.


Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan), melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan, drh Hultatang mengatakan, dengan adanya kasus di Pulau Jawa, dikhawatirkan terjadi seperti dulu. Sebab kejadian sebelumnya terjadi di Jawa terlebih dahulu.


"Terjadi di Jawa dulu pak. Pusat konsolidaasi di semua provinsi termasuk ke kita di Lotim," kata Kabid Kesehatan Hewan, drh Hultatang, ditemui di ruang kerjanya, Rabu (22/01/2025).


Untuk memastikan, dirinya keliling ke peternak dan pasar hewan. Alhasil, ditemukan wabah namun tidak signifikan.


Dia menjelaskan, dari hasil keliling itu pihaknya menemukan sekitar 40 kasus. Dari jumlah itu disebutnya sekitar 35 sapi sudah sembuh. 


Sedangkan sisanya yang 5 masih dalam proses penyembuhan sebab disebutnya baru terkena virus tersebut.


"Sekarang sudah kita mulai melakukan vaksinasi dimulai hari Jumat hingga saat ini," paparnya.


Dia mengatakan, di Lotim mendapatkan jatah vaksin sebanyak 40 ribu dan akan diberikan secara bertahap. 


Pada bulan Januari ini pihaknya menerima sebanyak 5 ribu. Aktivitas vaksinasi tiga hari ke depan disebutnya sudah selesai.


Vaksin itu kata dia, tiba di Lotim 17 Januari lalu. Dari total yang digelontorkan pusat pada bulan Januari, sekitar 2.500 atau 50 persen sudah terpakai. 


Pihaknya, ucapnya, hanya memiliki waktu efektif hanya tiga hari. Seperti Kecamatan Sikur, sudah melaporkan kehabisan vaksin.


"Nanti bulan Februari datang lagi dari pusat vaksinnya, kita akan mulai vaksin," terangnya.


Ia menghimbau, bagi peternak yang hewannya dihinggapi wabah tersebut tinggal melaporkan ke Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) yang ada di masing-masing kecamatan. Di puskeswan pihaknya memiliki tenaga berupa dokter hewan.


Dikatakannya, bagi peternak jika hewan yang diternak sakit jangan khawatir dan cepat menjual. Sebab, kondisi itu disebutnya bisa disembuhkan.


Tapi problemnya jika sakit akibat dari wabah PMK, menyebabkan peternak tertekan dengan rasa khawatir. Terlebih sebutnya ada rayuan dari luar seperti saudagar dan jagal secara psikologis kekhwatirannya berlebihan.


"Peternak takut nanti mati sehingga dijual dia, tapi kalau peternak yang sudah hafal tidak mau dijual tapi dia disembuhkan," ujarnya.


Untuk biaya pengobatan terbilang cukup tinggi. Tak hanya dilakukan sekali dua kali tapi sebulan baru kembali sehat dari akibat PMK.


Pihaknya selalu mengatakan jangan sampai tunggu sapi sakit untuk divaksin. Sebab, jika ditunggu rugi waktu, biaya, perasaan, dan yang lainnya.


"Peternak kita ini harus diedukasi dengan maksimal," kata dia.


Tindakan awal yang harus dilakukan pada saat wabah ini ialah para peternak jangan membeli sapi ke pasar dulu. 


Kronologisnya, kata dia, di Lotim ada tiga kali digelar pasar hewan yakni Senin, Rabu, dan Jumat. Oleh peternak, hewan dibawa ke rumahnya.


Virus PMK, ujarnya, tidak tahan dengan asam. Maka jika ada gejala peternak bisa memeras ekstrak jeruk atau asam sitrat dilarutkan lalu kemudian disemprot pada bagian hidung, mulut, dan kuku.


"Itu bisa meringankan atau bahkan membunuh virusnya, dan panggil dokternya," terangnya.

  

Dia membeberkan, ciri hewan terkena PMK yakni demam tinggi, air liur yang berlebih dan berbusa, kuku melepuh, lidah pecah. 


"Kalau sudah melepuh kondisinya sudah agak parah, dengan vaksin bisa saja hanya pilek atau tergantung daya imunitas hewannya," ucapnya. 


Sapi lanjutnya, bukan boneka, tapi terus berkembang biak. Setiap kelahiran harus dilakukan vaksin untuk menguaykan imunitas.


Dia menceritakan pengalaman di lapangan yang peternak tak ingin hewannya divaksin di induknya. Begitu anaknya lahir ternyata terkena wabah itu.


"Jika tidak bagus imunitasnya hewan bisa mati akibat PMK, tapi kalau kita vaksin sekali akan membentuk anti body," pungkasnya. (kin)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 OPSINTB.com | News References | PT. Opsi Media Utama