OPSINTB.com - Dalam catatan sejarah Lombok, Belanda pertama kali menjejakkan kakinya di pulau Seribu Masjid pada tanggal 5 Juli 1894. Invasi Negeri Kincir Angin ini dipimpinan Jendral Vetter dan Residen Dannenbargh.
Salah satu jejaknya ialah rumah bekas benteng pertahanan serdadu ras kulit putih, yang dibangun tahun 1932 silam di Desa Timbanuh, Kecamatan Pringgasela, Lotim.
Bangunan rumah Pesanggrahan ini berdiri di atas tanah seluas 9 are. Sejak didirikan, suasana bangunan itu sangat eksklusif.
Sepuluh tahun berselang, tepatnya tahun 1942 Jepang datang, mengusir tentara Belanda.
Perlawanan tentara Jepang rupanya membuat kocar kacir serdadu negara kincir angin itu. Mereka berlari menyebar turun bukit, salah satunya ke Tete Batu.
Oleh masyarakat setempat, pimpinan Jepang dikenal dengan nama Tuan Kumiya. Pemimpin pasukan negara Matahari Terbit itu, sedikit ramah dengan penjajah sebelumnya.
Namun Jepang pun tak bertahan lama sejak tahun 1945 Indonesia resmi merdeka. Barulah tempat itu dapat dimasuki oleh masyarakat setempat.
Sejak itu, Pesanggrahan, julukan lokasi itu bisa dikunjungi oleh masyarakat. Lambat laun tempat itu dijadikan salah satu destinasi tersohor di Gumi Patuh Karya.
Namun demikian, penataan lokasi itu tanpa master plan. Sehingga bangunan-bangunan dibangun secara serampangan.
"Tidak ada master plan yang jelas," Kata Kepala Desa Timbanuh, Muhammad Ilham, belum lama ini.
Dia mengatakan, sebenarnya jika ingin ada event besar ada aula yang bisa dimanfaatkan.
Pemdes, ujarnya, tahun ini baru bisa mengelola lokasi tersebut melalui karang taruna setempat.
Ke depan, kata dia, Pesanggrahan bakal dijadikan sebagai pusat informasi wisata, khususnya destinasi yang ada di Timbanuh.
Menurutnya, destinasi di Timbanuh terbilang komplit. Mulai dari air terjun yang jaraknya hanya 100 meter.
"Di jalur pendakian Mayung Polak juga ada banyak air terjun dan lokasi perkemahan yang bisa dikerjasamakan dengan TNGR," paparnya.
Selanjutnya ada wisata air Sleong. Menawarkan arum jeram yang aman jika dikunjungi.
Lebih lanjut Muhammad Ilham mengatakan, Timbanuh juga merupakan jalur resmi pendakian ke Gunung Rinjani. Selain itu, menjadi favorit bagi mereka yang camping ground.
Menurutnya, wisata yang ada di desa itu tak kalah dengan Sembalun. Apa yang tak bisa dinikmati di Sembalun dapat dinikmati di Timbanuh.
Tinggal penataan manajemen di lokasi itu disebutnya perlu dibenahi, serta perlu banyak belajar.
"Bagaimana Pesanggarahan ini kita benahi dulu, di sini kita memulai untuk mengembangkan wisata yang ada di desa," ujarnya.
Pihaknya tak ingin berbicara uang terlebih dahulu. Menurutnya yang lebih penting dari itu keamanan dan kebersihannya.
Untuk bersaing dengan desa wisata lainnya, kata dia, pengunjung harus merasa nyaman. Mereka datang lepas harta tanpa harus mengingatnya.
"Jadi pengunjung mau parkir dimana pun tidak merasa khawatir. Bagi anak sekolah yang datang rekreasi sambil belajar," ujarnya.
Sementara Wakil Bupati Lombok Timur, H Moh Edwin Hadiwijaya, yang ditemui di lokasi itu turut mengkomentari kebaradaan destinasi satu ini. Menurutnya, banyaknya bangunan baru namun bangunan lama tak tersentuh.
Wabub mengakui, lokasi itu jarang sekali mendapat sentuhan dari pemerintah. Lantaran itu, guna menjaga bukti kesejarahan pihaknya akan terus melakukan komunikasi dengan kepala desa setempat.
Edwin mengatakan, terhintung sejak tanggal 31 Desember 2024. Sebelumnya di pihak ketigakan namun tidak dilanjutkan.
Dia meminta agar karang taruna lebih serius dalam membangun lokasi itu. "Alhamdulillah kerja karang taruna dikawal oleh kepala desa," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Karang Tarun Desa Timbanuh, Wahidan membeberkan, sudah membuat plan agar lokasi itu semakin menarik pengunjung. Rencana itu mulai dari agenda mingguan, bulanan, hingga tahunan.
Dia mengatakan, lahan seluas 80 are itu disebutnya bisa dimanfaatkan untuk menggelar berbagai kegitan.
Dia memaparkan, jumlah kunjungan sebelum puasa mencapai 100 orang, memasuki bulan puasa rata-rata 50. Karcis masuk Rp5 ribu dan parkir roda dua dikenakan Rp2 ribu dan roda empat Rp5 ribu.
“Rencana ada kegiatan sparing lomba gasing, lomba kecial, presean mingguan. Sebab kita memiliki areal cukup luas," ujarnya. (kin)
follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di twitter
Follow OPSINTB.com | News References dan dapatkan update informasi kami di Instagram
follow Instagram Kami